Tampilkan postingan dengan label home accecories. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label home accecories. Tampilkan semua postingan

Kamis, 09 Oktober 2008

Oleh-oleh Dari Bandung - Frame Mat Batik di Kartika Sari

Hayooo...Siapa mau oleh-oleh dari Kartika Sari ?!!

Bukan pisang molen, brownies atau cheese roll sih *itu semua udah disimpan dengan aman di perutku hwahwahwa*....Ini aja yah, tips dekorasi yang lucu banget : frame mat batik!

Tau kan frame mat? Itu loh biasanya di setiap bingkai ada lagi bingkai dalamnya yang biasanya dibuat dari material mounting board, karton atau kanvas. Kalau biasanya frame mat ga bermotif atau polos, di Kartika Sari agak sedikit beda karena disini frame mat-nya bermotif batik. Nice!

Gambar yang dibingkai disini adalah foto-foto sephia yang mendokumentasikan aktivitas perempuan-perempuan jaman dulu. Kalau aku mungkin akan pilih gambar-gambar atau hiasan yang lebih sederhana supaya frame mat batiknya bisa lebih menonjol.....IMHO :).






Selain foto-foto jadul tadi, ada juga poster-poster yang juga bertema jadul tapi di-layout secara lebih modern. Hmmmm menarik.....




Senin, 15 September 2008

Leaf Alphabet


I looooove dry leaves!

Biasanya kalau nemu daun kering atau bunga yang bentuknya unik, aku bakal simpan di antara buku-buku tebal sampai gepeng dan kelopaknya jadi transparan kaya kertas. Tapi biasanya habis itu malah kebingungan....Mau diapain ya daun-daunan ini? Untungnya nemu DIY tips dari Martha Stewart ini. So now I know!

Kamis, 04 September 2008

One Pretty Thing



Senaaaaaaaaang.....Kenapa? Karena aku baru nemu blog asik tentang DIY.

Ibu ini dengan rajinnya selalu meng-update blognya dengan bermacam-macam link tentang DIY. Mam, you make my life much more easier ! :)

Mmmmm....pengen coba bikin yang mana ya?

....hiasan dinding ini...

....atau polaroid on string....

....atau jepitan serbet ini?


Pengen coba semmmmuah!

Selasa, 02 September 2008

Framing It

Salah satu prinsip home decoration yang aku suka :

'Breaking rules is part of the fun!'

Beli yang aku suka, campur sana campur sini, dan jadilah.

Salah satu cara paling gampang untuk bikin rumah ga kelihatan kosong pastinya dengan pasang pajangan di dinding, apakah itu lukisan, foto, kerajinan atau pajangan lainnya. Untuk urusan pajangan dinding, khususnya bingkai, selalu bikin aku laper mata. Psssst, penyakit 'ga tahan pengen beli bingkai kalau lagi jalan-jalan' ini udah ada sejak kelas 6 SD kali....:)

Dinding-dinding di rumah selalu jadi media percobaan untuk mencoba berbagai macam cara memajang bingkai-bingkai hasil hunting itu. Untung rumahku ukurannya kecil, bidang dinding yang ada juga terbatas, jadi mau ga mau harus bisa nge-rem hasrat hati untuk selalu belanja berbagai macam bingkai atau lukisan :D.

Bingkai ukiran kayu ijo-putih ini udah berdebu banget waktu aku lihat di workshop pengrajinnya. Tapi justru debunya itu yang bikin aku tambah suka. Vintage-vintage gimana gitu....

'Pak, pak, daripada disini berdebu, mending saya beli murah aja ya...hehehe.'

Karena modelnya sudah sangat 'berbicara', jadi aku langsung pasang di dinding kamar tidur tanpa tambahan apa-apa lagi untuk dibingkai kecuali pasangan Korea mungil ini. Jang Gem dan pasangannya. That's all.
_____________________________________________________

Cerita bingkai yang ini juga ga terlalu beda sama cerita sebelumnya. Tersembunyi, berdebu, dan ga menarik banget....But I want it!

Rencana sebelumnya ada foto hitam putih yang pengen aku bingkai dengan ini. Tapi berarti aku harus pasang kaca di bingkai ini. Kayanya kalau ada kacanya, penampilannya jadi ga selucu sebelumnya deh.

Akhirnya rencananya berubah jadi rencana B: pasang langsung di dinding tanpa kaca. Kebetulan aku juga punya tempat dupa berbentuk kerang yang udah lama teronggok begitu aja karena ga tau mau dipakai apa. Duuuh, pakai buat bakar dupa dooong. Itu dia masalahnya, aku beli karena suka bentuknya, tapi aku ga suka bau dupa.

Hmmm....Coba ah tempel ke dinding. Nempelnya pake perekat khusus yang bentuknya mirip permen karet, lumayan kuat tapi bisa ga berbekas kalau dicopot -bisa dicari di bagian stationary toko buku -. Tempat dupa plus bingkai antik, voila!

_____________________________________________________



Pamer ah, rak buku ini self-made juga loh! Ngerjainnya berdua bareng M'pri, ngorbanin waktu tidur siang selama 3 kali weekend :D.

Bingkai keriting warna perak di kiri bawah itu hadiah pernikahan dari temanku di Malaysia. Selama berbulan-bulan cuma disimpan di dalam lemari karena aku bingung mengakalinya supaya M'pri ga protes begitu aku pajang di rumah. Maklum deh, dia agak alergi sama barang-barang yang bling-bling gitu.

Baru aku pegang sambil diamat-amati, M'pri yang baru pulang langsung main tuduh:

'Jangan bilang tadi habis beli frame itu!!!!!!!!!!!!!!!!!'

Apa siiiiih???? Sibuk kau....

Setelah dipikir-pikir, tanpa 'isi' apa-apa lagi, bingkai ini udah sangat 'berbicara' *bangeeud*. Jadi aku lepas kaca dan MDF belakangnya, terus aku simpan begitu aja di rak buku. Tambahin beberapa pajangan untuk foreground, dan....

....sampai sekarang ga ada protes dari M'pri tuh....hihihi.

Selain laper mata kalau ngeliat bingkai, aku juga selalu laper mata kalau ngeliat batik. Apalagi motif mega mendung Cirebonan. Aiiiiih suka suka suka!

Pengennya sih beli satu lembar untuk dipajang di rumah, tapi batik mega mendung yang aku suka harganya mahaaaaaal deh. Ga jadi deh...

....sampai suatu hari jalan-jalan ke toko buku Periplus dan ngeliat ada turis Jepang yang lagi beli kertas kado motif batik mega mendung!

'Mas, saya mau yang kaya gitu juga!'

Harganya cuma 6 ribu perak, dan kebetulan aku baru beli bingkai kayu seharga 10 ribu saja. Gunting dan pajang. Akhirnya ada motif mega mendung di rumahku....